Sejak lulus sekolah dasar saya sudah tidak mau sekolah lagi. Saya hanya maunya sekolah menggambar saja! Ayah saya saat itu tidak menghalangi niat anaknya tersebut. Ayah malah mengajak saya bersama-sama mencari sekolah yang saya inginkan tersebut.
Kami mendatangi sanggar-sanggar melukis yang ada, mencoba mencari info apa ada sekolah seni rupa untuk anak yang baru lulus sekolah dasar ini. Hasilnya nihil tak ada sekolah yang saya maksud. Dengan terpaksa saya sekolah umum lagi untuk waktu yang lama hingga ke jenjang SMA.
Masa-masa sekolah ini merupakan masa yang sangat sulit saya lalui, terutama saat memasuki jenjang SMA. Karena keinginan sekolah seni rupa itu muncul lagi saat saya duduk di kelas 2 IPA. Sekolah bagai penjara yang tak kunjung selesai. Kapan akan berakhir untuk bebas merdeka bisa merasakan sekolah seni rupa yang saya cita-citakan itu.
Hingga kini sekolah seperti yang saya inginkan itu belum bisa terwujud. Kalaupun ada hanya setingkat SMA atau yang biasa disebut SMSR (sekolah menengah seni rupa) dan itupun cuma ada dibeberapa kota saja seperti Bandung danYogya. Jakarta saja sebagai ibukota belum ada hingga kini. Lalu bagaimana anak-anak yg seperti saya belajar dan berlatih agar keinginannya bisa terwujud?
Dahulu saya lakukan dengan cara mengumpulkan teman-teman sekolah saat duduk di SMP dengan mengadakan menggambar bersama di alam terbuka, dulu kami melakukannya menggambar di keramaian pasar, di hutan di daerah Depok saat tahun 1978, atau dipinggir jalan raya sambil ditonton banyak orang melihat kami menggambar.
Pernah juga saya dan teman-teman mencoba meminta seorang guru (yang saya duga seniman saat itu) di Taman Ismail Marzuki, namun sayang tiba saatnya guru yang kami tunggu-tunggu tak kunjung muncul. Maka pupus sudah harapan punya seorang guru melukis.
Tapi dari perjalanan keinginan belajar seni rupa tersebut saya terus berlatih tak henti sendiri bersama teman sekolah. Salah satu cara untuk selalu mengobarkan semangat melukis saat itu dengan sering mengunjungi pameran seni rupa dari waktu ke waktu. Selalu saja selesai menonton pameran tersebut saya selalu berusaha mencoba melukiskannya. Terus dilakukan berulang-ulang hingga saya merasa enjoy dan menguasai baru memulai belajar yang lainnya lagi.
Kini cerita pengalaman itu sudah berakhir bagi anak-anak jaman sekarang, terutama saat ini yang tinggal di seputaran Tangsel, Depok, Jakarta Selatan dan Bogor. Kini saya mewujudkan keinginan anak-anak yang lain untuk bisa sekolah atau belajar seni rupa sejak dini dengan mendirikan sekolah seni rupa terbuka.
Sejak tepat 17 Agustus 2017 saya memulai membuka sekolah terbuka seni rupa dan desain, yang kurukulumnya saya rujuk dari sekolah saya dulu di FSRD-ITB. Saya modifikasi dan sesuaikan dengan tingkat usia anak didik yang ada. Saya beri nama RUMAH SENI RUPA KAKZULFA atau disingkat #RSRZ. Maka saya namakan Studio RSRZ.
Materi belajar meliputi:
- Gambar bentuk
- Gambar perspektif
- Ggambar imajinasi
- Nirmana 2 dimensi
- Nirmana 3 dimensi
- Fotografi
- Kerja studio (lukis, grafis, keramik, patung, interior, produk, deasain grafis, dan tekstil)
- Pameran akhir tahun siswa (menampilkan hasil serta proses berkarya selama belajar di sekolah seni rupa dalam satu tahun terakhir. Dan sekaligus menjadi ajang promo serta penghargaan buat semua siswa di #RSRZ.
Bobot materi pelajaran teori kurang lebih 15% dan sisanya 85% praktek.
Kali ini saya memperkenalkannya buat anak Indonesia. semua yang ingin sekolah seni rupa sejak dini di #RSRZ (#rumahsenirupakakzulfa) yang kali ini sudah membuka pendaftarannya bagi yang ingin belajar secara berkesinambungan dan terarah.
Untuk pendaftaran:
Registrasi #rumahsenirupakakzulfa
Siswa kelas seni rupa usia dewasa
Kelas seni rupa tingkat SMA setiap Sabtu jam 10:00 - 12:00, 14:00 - 16:00
Kelas seni rupa tingkat SD
Kelas seni rupa tingkat SMP
Kelas seni rupa usi dini
Belajar membuat keramik
Mulai dikenalkan pelajaran membuat keramik sebagai bagian dari kegiatan kerja studio. Dikenalkan dengan berbagai teknik dalam membentuk tanah liat.
Pelajaran Fotografi
Materi pekajaran fotografi diberikan sebagai pendudkung dari kegiatan
kesenirupaan siswa/i yang dididik di #RSRZ
Siswa RSRZ sedang praktek food photography |
Berlatih memotret objek kecil dg menggunakan filter close up |
karya Radian |
Karya Pipin |
Melukis dengan media cat air
Salah satu materi yang diajarkan di #RSRZ selain melukis dengan media yang lainnya seperti akrilik, crayon, pastel, arang cat minyak dll
Ibu Mia dan hasil karyanya
Membuat helmet cosplay (desain product)
Belajar mendesain produk lewat materi membuat helmet cosplay, yang merupakan pelajaran mengasah ketrampilan motorik halus. Mulai dari membuat pola, memotong, merekatkan, memberi warna serta membuat efek metal.
Sketsa di alam bebas
Belajar dan berlatih merekam suasana dengan sketsa agar terbiasa serta merasakan nikmatnya menggambar langsung bersama-sama
Menonton pameran lukisan
Merupakan bagian pembelajaran di #RSRZ untuk membuka
wawasan siswa dalam berkarya
Mengunjungi pameran lukisan Yuswantoro Adi, 14 Nov 2017
Mengunjungi pameran tetap Galeri Nasional, 14 Nov 2017
Menonton pameran karya arsitektur Friedrich Silaban di Galeri Nasional, 14 Nov 2017
Galeri karya siswa di #RSRZ
Karya Yasmin ( SMAN 10 Depok) materi nirmana 2D
Karya keramik Ismi & Hamka
Karya keramik . . . . di Cibinong
Karya Anak-anak ibu Euis di Bogor
Gambar bentuk (daun) dan Pohon karya Ibu Rani (ibu rumah tangga)
Silhuet pohon karya teh Wina (karyawan swasta)
Karya Ihsan
Karya Ikun Baikuniyah |
Karya Yasmin |
Karya Gwen |
Karya Gwen |
Karya Gwen |
Karya Gwen |
Karya Rana |
Karya-karya peserta workshop melukis cat air |
Karya |
Karya Pipin |
Karya Syauqi |
Karya Syauqi |
Karya Gwen |
Karya Kibar Desain Salman |