Senin, 22 April 2013

Catatan ka Sawarna 2013

Perjalanan ke sawarna pada sabtu 20 April 2013
dimulia pukul 10 pagi dengan melewati jalur BSD - Balaraja barat - Rangkas - Pandeglang -
Malingping - Bayah - Sawarna

Perjalanan menuju ke Rangkas saat di pertigaan di Balaraja jalannya sangat rusak parah sekitar 2 km, kendaraan harus mengantri dan kecepatan hanya bisa 10 km dengan banyaknya truk pengangkut pasir dll.

Sepanjang perjalanan mulai dari balaraja hingga Rangkas jalannya sedang diperbaiki

Langit sore hari di tengah perkebunan kelapa sawit di daerah Lebak, Bantentak jauh dari tempat pemotretan ini kami menemukan mini market Alpha Mart



Sepanjang Pandeglang - Malingingping jalan nya juga sedng diperbaiki. rute di sini cukup berkelok-kelok dan diantara perkebunan karet serta kelapa sawit.

Kalau kita cukup jeli di jalur ini (tepatnya di daerah Lebak, Banten - sebelah kiri) kita akan menemukan beberapa jembatan gantung ada yg masih baik dan ada pula yang sudah hampir mau roboh.

Pantai pertama yg kami temui saat magrib tiba di Malingping.
patainya lumayan panjang tapi ombaknya cukup besar







Ternyata perjalanan kami di Malingping masih harus menempuh lagi ke Bayah lalu ke Sawarna. Di Malingping kami istirahat sejenak untuk sholat Magrib.

Bermalam di Bayah
Saat di Bayah jam sudah menunjukkan pukul sekitar 20:00 wib, kami harus mencari makan malam,
setelah itu kami coba melanjuti perjalanan ke Sawarna di tengah kegelapan hutan dan sawah sekitar jam 21:00 namun kami terpaksa kembali lagi ke Bayah karena jalan terlalu gelap dan kami juga belum tahu kondisi jalan, maka kami putuskan untuk bermalam di Bayah.

Kami bermalanm di Bayah di penginapan Pada Asih untuk istirahat dan menunggu waktu Subuh tiba.
Namun nyatanya kami jam 02:00 dini hari suah terbangun dan tidak bisa tidur lagi harus menunggu waktu shubuh untuk segera bergegas menuju Sawarna untuk mengejar mentari pagi.

Suasana kamar penginapan di Pada Asih (bayah).
Semalam 150 ribu rupiah dengan kipas angin + termos air panas + teh + kopi dan gula
ada TV parabola, tapi tanpa handuk tanpa sabun artaupun pasta gigi




Jalan berliku dan naik turun di tegah hutan belantara Sawarna.

Setelah sholat shubuh berjamaah kami berangkat menuju Sawarna sekitar setegah jam kami tiba di sana. Suasana menuju Sawarna dari bayah ini cukup membuat kami egang karena melewati hutan belantara yang cukup gelap dan masih perawan dengan kondisi jalan dan naik turun serta berkelok-kelok.



 Jembatan gantung menuju ke pantai Tanjung Layar.

Bagi yang membawa kendaraan mobil, di sinilah tempat perhentian terakhirnya, mobil di parkir disini dan kita menuju ke pantai Tanjung Layar dengan berjalan kaki atau juga bisa memakai jasa ojek dengan biaya rp 25.000,- pulang pergi dengan jarak kurang lebih 2 km, biasanya nanti kita diberi nomor kontak tukang ojeknya untuk mengabari kapan kita akan dijemput pulang kembali.

Untuk masalah penginapan di Sawarna , saat ini sudah lumayan  tersedia cukup banyak
tersedia di sana, malah ada yang cukup dekat lokasinya dengan pantai Tanjung Layar kira-kira 800 meteran, menurut cerita tukang ojek tarifnya satu orang Rp 120.000,- satu malam dengan fasilitas makan 3 kali dengan syarat minimal 4 orang.















































Label